Buku A. Fatih Syuhud

Visi, pemikiran dan karya tulis A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Wanita Salihah Wanita Modern

Judul buku: Wanita Salihah, Wanita Modern
Judul: Wanita Salihah, Wanita Modern
Penulis: A. Fatih Syuhud
Penerbit: Pustaka Al-Khoiroth
Halaman:
Harga versi cetak: 25.000
Harga versi digital: 20.000
VERSI DIGITAL
Versi pdf: https://payhip.com/b/cWIM
Google Play Store: https://goo.gl/aGrhb6
Google Books: https://goo.gl/Eza1HR
Kontak: info@alkhoirot.com
Kontak WA: 0815-5325-6855
Tahun terbit cetakan pertmaa: Januari 2009
Tahun terbit cetakan kedua: Januari 2015

Abstraksi: Wanita shalihah adalah dambaan setiap insan. Ia menjadi dambaan wanita itu sendiri karena hidup dalam kesalihan menjamin terpeliharanya muruah dan martabat wanita. Dan memiliki reputasi dan martabat yang terjaga adalah menjadi fitrah keinginan umat manusia. Ia juga menjadi impian setiap pria. Karena memiliki pasangan rumah tangga seorang wanita shalihah menjadi jaminan ketenangan rumah tangga. Ia menjadi impian seorang anak. Karena anak yang salih tentunya harus berasal dari ibunda yang shalehah  selain ayah yang shalih.

Wanita solihan adalah perempuan yang menjadi impian setiap orang tua. Itulah sebabnya jauh sebelum anak lahir orang tua yang salih selalu berdoa setiap selesai shalat 5 waktu memohon agar dikaruniai anak yang yang dapat menjadi permata hari (qurrota a’yun) yakni yang salih dan slihah.

Akan tetapi derajat sebagai wanita shalihah tidak gratis. Ia harus diusahakan dengan komitmen, konsistensi dan kemauan kuat oleh wanita itu sendiri, juga harus didukung oleh orang tua dan oleh lingkungannya bahkan oleh suaminya bagi yang sudah menikah. Gelar wanita shalihah dapat dicapai setelah terjadinya proses panjang dan terus menerus.

WANITA SALEHAH, WANITA MODERN

Buku Wanita Shalihah Wanita Modern A. Fatih Syuhud
Buku Wanita Shalihah Wanita Modern A. Fatih Syuhud

SAMBUTAN PENGASUH KH ZAINAL ALI SUYUTHI

PENGANTAR PENGASUH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
(أما بعد) لقد وافقنا على ما أراده فضيلة الاخ الشيخ أحمد فاتح شهود لجمع نشر الأخوة شهريا ليكون كتابا مقروءة او كتابا مكملا للمكاتب خصوصا لمكتة الخيرات، ونرتجي من الله أن يكون ما أراده نافعا لنا ولأولادنا ولطالبة الخيرات خاصة وللمسلمين عامة وسببا لتقدم الطلبة، آمين يا رب العالمين

وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم والحمد لله رب العالمين

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Karangsuko, Januari 2009

KH. ZAINAL ALI SUYUTHI
Pengasuh PP. Al-Khoirot

PENGANTAR PENULIS

Bismillah. washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah.

Definisi modern secara etimologis

Dalam pemahaman banyak orang, modern selalu diasumsikan sebagai lawan dari tradisional atau konsevatif. Sebenarnya itu tidak salah.

Karena secara literal kata “modern” itu sendiri menurut Merriam Webster Dictionary bermakna “characteristic of the present or the immediate past : contemporary” (yang bersifat masa kini atau waktu yang baru lalu); atau “involving recent techniques, methods, or ideas : up-to-date” (yang melibatkan teknik, metode atau ide terbaru yang bersifat kekinian).

Definisi Modern secara terminologis

Modern dalam artian “yang tidak tradisional” sering dimaknai eksoteris dan lebih bersifat physical dan karena itu artifisial.[1] Sayyed Hussein Nasr menyebut modern tipe ini sebagai “modern lifesyles” atau gaya hidup modern yang identik dengan pop culture; segala sesuatu yang bersifat pop, mudah dan instan:

Today, one sees an intense attraction among the young throughout the world for the so-called pop music whether it be rock, heavy metal or other forms and for the wearing of such typically modern dresses as blue jeans which reflect the idea of freedom from constraint and of mobility and of the individual declaration of independence from social norms.

There is also the attraction for fast cars and forms of entertainment which involve speed and daring as seen in Westem-made movies and other forms of mass entertainment.

Most of the youth are travelling fast without knowing where to go. This fascination or even mesmerization with the everyday modern lifestyle emanating from the West, which is world-wide, is shared by large numbers of young Muslims, especially those bombarded by television and other forms of mass media transmitting the cultural values of the modern or so called post-modern world.

Of course, one of the most important characteristics of the new lifestyle is rebellion against what youth consider to be tradition, as customs and habits and all that has been transmitted to them from older generations. This has created what is called the ‘generation gap’ which has not existed until now in this way in the Islamic world.[2]

Sifat dasar manusia adalah menyukai tampilan fisik

Adalah wajar bahwa pada dasarnya manusia secara instingtif memiliki ketertarikan besar pada segala sesuatu yang “kasat mata” dan fisikal. Seartifisial apapun hal itu. Sekadar contoh kecil, laki-laki tertarik pada wanita berparas cantik. Wanita cepat tertarik pada lelaki tampan. Apakah sang lelaki tampan dan perempuan cantik itu memiliki ketampanan dan kecantikan esoterik (inner beauty) bagi banyak orang tidaklah penting.

Manusia terdidik menyukai kecantikan batin

Namun sejalan dengan meningkatnya level pendidikan, semakin luasnya pergaulan dan heterogennya ruang lingkup yang dilihat dan “dibaca” yang berdampak langsung pada bertambahnya kematangan berfikir, manusia cenderung untuk dapat melihat dengan lebih jelas hal-hal yang bersifat esoterik, yang lebih hakiki dan tidak semu.

Manusia mulai mampu melihat dengan jernih bahwa kecantikan dan ketampanan fisik adalah suatu hal yang bersifat netral yang baik dan buruknya sangat tergantung pada hal-hal lain yang yang memiliki nuansa jauh lebih kuat yakni kepribadian dan baik buruknya perilaku. Dengan kata lain, kecantikan luar bukan segalanya. Lebih dari itu, ia seakan hanya sampul buku yang baik buruknya sangat tergantung pada isinya.

Tahapan mencapai keseimbangan

Islam menggiring seorang Muslim untuk secara bertahap mencapai level dan arah pola pikir dan pola perilaku seperti itu. Dengan antara lain kita “dipaksa” untuk selalu membaca[3] dan berfikir.[4]

Dalam proses pembacaan itulah buku ini, yang merupakan kumpulan refleksi penulis di buletin El-Ukhuwah PP Alkhoirot Putri, diharapkan memiliki kontribusi yang dapat memicu nalar berfikir pembacanya, khususnya wanita muslimah, untuk menuju pola sikap esoterik. Sekecil apapun kontribusi tersebut akan sangat penulis syukuri kalau memang itu ada.

Pola pikir esoterik

Pola fikir esoterik adalah suatu kekuatan indra berfikir yang dapat menembus hal-hal positif tidak hanya yang bersifat fisik tapi, yang justru lebih penting, yang non-fisik. Yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang tidak malas melatih nalar berfikirnya menyelami keindahan di balik yang tersurat dan yang tampak.

Hanya apabila seorang wanita muslimah mampu mencapai tahap pola fikir non-fisikal inilah, ia akan dapat mencapai derajat seperti yang digambarkan dalam judul buku ini: seorang wanita shalihah dan sekaligus modern.

Akhirnya, penulis tak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang memungkinkan buku kecil ini sampai ke tangan pembaca terutama kepada Pustaka Alkhoirot yang telah menerbitkan buku ini.

Kritik dan saran dari pembaca akan diterima dengan tangan terbuka untuk perbaikan isi buku ini pada penerbitan berikutnya.

PP Alkhoirot Karangsuko, 21 Januari 2009

A. Fatih Syuhud
Website: www.fatihsyuhud.com

 FOOTNOTE

[1] Lihat artikel “Wanita Modern” di buku ini.

[2] Sayyed Hussein Nasr, “The Modern Lifestyles” in Hamdard Islamicus, Vol. XXIII, No. 2, Islamabad, January 1999.

[3] Al Alaq 96:1-5. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

[4] Ali Imran 3:190. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”

Kembali ke Atas