Rumah Tangga Miskin (1): Cara Menjadi Kaya
Rumah Tangga Miskin (1): Cara Menjadi Kaya
Oleh A. Fatih Syuhud
Hal yang paling ditakuti bagi siapapun yang ingin mengarungi mahligai rumah tangga adalah kemiskinan. Baik miskin karena keturunan atau miskin karena ingin berpisah dari orang tua sedang suami atau istri belum mendapat pekerjaan tetap untuk menopang kebutuhan rumah tangga. Kemiskinan patut menjadi kekuatiran karena dari situ timbul banyak permasalahan mendasar: orang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar yang paling penting seperti sandang, pangan dan papan.
Kemiskinan merupakan sebuah masalah sosial yang memiliki dampak luas. Salah satunya adalah berupa menipisnya keimanan seseorang. Rasulullah bersabda, “Kemiskinan mendekatkan pada kekufuran.” Hadits ini walaupun sanadnya dhaif, namun isinya dapat dikatakan mengandung kebenaran dan sesuai dengan realita. Oleh karena itu, banyak ulama mengomentari kandungan hadits ini. Al-Aini dalam kitab Umdat al-Qari, misalnya, menerangkan potensi kemiskinan sebagai penyebab kekufuran karena kemiskinan akan memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak pantas bagi seorang yang memiliki harga diri dan agamis. Terperosok pada perilaku haram. Dan bahkan dapat terperangkap pada kata-kata yang dapat mengakibatkan kekufuran.
Al-Manawi dalam kitab Faidhul Khabir menulis bahwa kemiskinan dapat mendekatkan pada kufur karena beberapa hal (a) kemiskinan dapat menyebabkan perasaan dengki pada orang kaya padahal dengki (hasad) dapat menghapus kebaikan. (b) orang miskin cenderung tidak rela pada nasibnya; (c) orang miskin cenderung menyalahkan siapapun di luar dirinya termasuk agamanya. Selain itu, kemiskinan menjadi sumber kejahatan sosial seperti mencuri, merampok, membunuh, dan lain-lain.
Salah satu doa Rasulullah adalah agar dijauhkan dari kemiskinan. Dalam salah satu hadits riwayat Abu Dawud dan Ahmad Nabi berdoa, “Ya Allah berlindung padamu dari kekufuran dan kemiskinan (اللهم إني أعوذ بك من الكفر والفقر)”
Dengan demikian, kemiskinan adalah sesuatu yang harus dijauhi. Kalau seseorang terlahir dari keluarga miskin, maka ia harus memiliki keinginan kuat untuk merubah nasibnya itu. Karena, kemiskinan pada dasarnya merupakan suatu kenyataan yang dapat dirubah dengan kemauan kuat dan usaha yang benar.
Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk merubah kemiskinan adalah, pertama, pendidikan yang memadai. Level pendidikan minimal lulus SLTA. Bukan hanya karena lowongan kerja mengharuskan itu, tapi juga dengan tingkat pendidikan SLTA ke atas, seseorang cenderung lebih mudah untuk belajar sendiri keterampilan nonformal lain.
Kedua, keterampilan. Pelajari keterampilan yang akan menunjang untuk membuat usaha sendiri atau mempermudah untuk mendapatkan kerja. Khususnya keterampilan yang banyak dibutuhkan. Seperti, komputer dengan berbagai programnya; sablon dan percetakan, tata busana, tata boga, perbengkelan motor dan mobil, servis ponsel, dan lain-lain.
Ketiga, jaringan (networking). Jaringan perkawanan itu penting. Terutama apabila seseorang ingin membuat usaha sendiri dengan keterampilan yang dia punya. Jaringan dapat berupa kawan-kawan sealmamater, pedagang pasar, ikatan pengusaha, dan lain-lain. Jaringan akan menjadi langkah awal pemasaran produk usaha.
Keempat, membaca. Orang yang malas membaca pun harus memaksakan diri untuk membaca. Minimal membaca koran, tabloid atau majalah yang membahas tentang peluang usaha atau lowongan kerja terbaru.
Kalau dengan langkah-langkah di atas seseorang tetap miskin, insyaallah itu hanya sementara asal kita terus berusaha mencari jalan.[]