fatihsyuhud.net

Buku A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Rumah Tangga Agamis (5): Cinta Ibadah

Rumah Tangga Agamis (5): Cinta Ibadah
Oleh A. Fath Syuhud

Ada empat kriteria penting yang sudah dibahas tentang sebuah keluarga agamis yaitu (a) taat syariah; (b) memahami ilmu agama dasar; (c) prioritas pendidikan anak dan (d) berakhlak mulia. Satu lagi yang tak kalah penting adalah keluarga agamis juga harus cinta ibadah. Artinya, rajin melakukan ibadah mahdah (murni) yang sunnah. Diharapkan dengan itu tidak hanya akan semakin mendekatkan dirinya dengan Allah, dan menjauhkan diri dari perilaku munkar tapi juga untuk menguatkan hati dan mental (QS QS Al-Haj 22:11) saat dalam keadaan diuji oleh Allah baik berupa ujian anugerah seperti kekayaan dan kesehatan maupun oleh kesengsaraan duniawi seperti kemiskinan dan musibah lain (QS Al-Anbiya 21:35).

Ibadah mahdah yang dimaksud di sini adalah ibadah yang sunnah, karena ibadah fardhu sudah menjadi kewajiban seluruh individu muslim. Sebuah keluarga yang agamis atau ingin menjadi agamis hendaknya membiasakan diri untuk melaksanakan ibadah-ibadah nawafil (sunnah) dalam kehidupan sehari-hari yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Ibadah sunnah dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok yaitu ibadah shalat, dzikir dan doa, dan ibadah puasa.

Pertama, ibadah shalat sunnah. Shalat sunnah adalah ibadah yang paling disukai Rasulullah. Beliau selalu melaksanakannya setiap hari siang dan malam. Mulai dari shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat fardhu, shalat Dhuha, shalat Witir setelah Isya dan shalat tahajud pada sepertiga akhir malam.

Kedua, ibadah dzikir dan doa. Berdzikir dan berdoa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ibadah. Seorang muslim dianjurkan untuk berdzikir dan berdoa minimal setelah selesai shalat. Baik setelah shalat sunnah maupun shalat fardhu. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar membahas secara detail bacaan dzikir dan doa yang sebaiknya dibaca pada momen-momen tertentu. Baik setiap hari atau secara berkala saat ada kejadian khusus.

Dalam Al-Quran QS Al-Baqarah 2:152 Allah berfirman “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” Ayat ini dengan terang mengingatkan kita agar rajin berdzikir dan bersyukur agar diingat dan disayang oleh Allah. Dalam QS Al-Ahzab 33:35 Allah menjanjikan pengampunan dan pahala besar bagi orang yang suka berdzikir. Dzikir juga menjadi kebiasaan para malaikat seperti tersebut dalam QS Al-Anbiya 21:20 di mana Allah mengisahkan tentang para malaikat yang “selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.”

Menurut Imam Nawawi dzikir dapat dilakukan dengan lisan atau dalam hati. Namun yang ideal dilakukan secara bersamaan antara lisan dan hati. Dalam makna yang lebih luas, dzikir tidak hanya terbatas pada wiridan dengan menyebut nama Allah, ia juga mencakup pada seluruh perilaku taat syariah adalah termasuk dalam kategori dzikir, demikian menurut Said bin Jubair dan sejumlah ulama lain. Bahkan Atha’ mengatakan bahwa “majelis dzikir itu adalah majelis halal dan haram bagaimana Anda melakukan jual beli, shalat, puasa, haji, menikah, dan lain-lain“ Dalam pemahaman ini berarti seluruh perilaku yang sesuai dengan syariah disebut dengan dzikir.

Ketiga, ibadah puasa sunnah. Ada dua macam puasa sunnah, pertama, puasa mutlak yaitu puasa sunnah yang tidak terikat dengan hari tertentu. Puasa mutlak sunnah dilakukan kapan saja selain hari-hari yang dilarang untuk puasa seperti hari Raya dan hari Tasyrik. Kedua, puasa sunnah muqayyad yaitu puasa sunnah yang terikat dengan hari tertentu seperti puasa Senin Kamis, puasa hari Asyura pada hari kesepuluh bulan Muharram; puasa Arafah pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah, puasa Syawal 6 hari setelah Idul Fitri, dan lain-lain.

Tahap awal agar cinta ibadah adalah menyukai dan ada keinginan untuk mengamalkannya. Tahap kedua adalah mengamalkannya walaupun sekali seumur hidup. Yang ideal adalah melakukannya secara istiqamah walaupun sedikit. Dari semua ibadah sunnah di atas, setidaknya kita dapat melakukan shalat tahajud secara rutin seperti yang dilakukan Rasulullah.[]

Kembali ke Atas