fatihsyuhud.net

Buku A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Suriah atau Iran? Invasi Bush Part II

Oleh A. Fatih Syuhud
Jawa Pos, Senin, 22 Nov 2004

Apa yang akan dilakukan George W. Bush bagi dunia dan AS setelah terpilih untuk yang kedua? Apabila mengikuti langkah Ronald Reagan, dia akan membetulkan kesalahan yang dilakukan selama masa jabatan pertamanya yang tidak diakuinya sebelum pemilu. Dia juga akan menyembuhkan perpecahan dalam masyarakat AS serta dalam lingkup global yang disebabkan kebijakannya.

Dengan standar penilaian apa pun, banyak hal yang mesti diperbaiki. Di Iraq, AS terperangkap dalam konflik yang sangat sulit. AS tidak bisa mengalahkan perlawanan atau menarik mundur pasukan tanpa terlihat kalah yang akan semakin menyalakan kekerasan yang sudah terjadi.Di dalam negeri, penyembuhan ekonomi begitu lemah. Perbedaan penghasilan semakin melebar. Lebih dari lima juta rakyat AS tidak mampu, sehingga tidak memiliki asuransi kesehatan. Populasi yang hidup di bawah garis kemiskinan bertambah lagi dua persen. Dan, yang bekerja lebih sedikit satu juta orang dibandingkan empat tahun lalu.

Defisit anggaran tidak terkontrol dan keseimbangan defisit pembayaran saat ini melebihi setengah triliun dolar setahun yang tidak lagi dibiayai negara lain yang siap menerima greenback, bukan komoditas sebagai ganti ekspor mereka. Sebagai akibatnya, nilai dolar jatuh 40 persen dalam 30 bulan terakhir.

AS memerlukan bantuan dunia guna menstabilkan Iraq serta mencari jalan pulang. AS juga harus menahan defisit fiskal dan mendapatkan kembali kepercayaan para kreditornya demi stabilitas dolar. Tetapi, hal tersebut, tampaknya, tidak akan terjadi. Sebab, bila hasil pemilu digunakan sebagai indikasi, mayoritas pemilih tidak menganggap penting isu-isu tersebut. Di tengah rekor pemerintahannya yang menyedihkan, Bush berhasil menang dengan 3,6 juta suara, margin terbesar yang pernah didapatkan seorang presiden AS. Dan, dia mencapai hal itu terutama disebabkan dua faktor yang tidak berhubungan dengan logika, tetapi lebih berkaitan dengan ketakutan serta agama.

Hasil sejumlah angket pendapat yang diadakan tahun ini sama dengan yang dilakukan pada 2000 dan pemilu-pemilu sebelumnya. Hanya 61 persen di antara mereka yang menghadiri gereja sedikitnya seminggu sekali, 57 persen yang sudah menikah, serta mereka yang tinggal di kota besar, kota kecil, dan daerah pedesaan dengan penghasilan lebih dari USD 50 ribu per tahun memilih Bush.

Dua faktor baru yang membuat pemilih cenderung ke arah Bush secara meyakinkan adalah pertama, kebangkitan fundamentalisme Kristen yang fenomenanya banyak dibahas pada bulan-bulan terakhir. Kedua, rasa ketakutan. Sebanyak 22 persen pemilih menganggap nilai-nilai moral -aborsi, perkawinan gay, dan lain-lain- merupakan isu paling penting.

Sebanyak 19 persen lainnya mengaku bahwa terorisme menjadi kekhawatiran mereka. Sebanyak 82 persen dari kedua kelompok tersebut memilih Bush. Logika tidak berperan dalam keputusan ini. Yang pertama berdasarkan ideologi, sedangkan yang kedua berdasarkan propaganda kalangan Republik bahwa Bush membuat AS lebih aman daripada sebelumnya. Dan, Kerry terlalu lunak untuk memelihara status quo.

Logika jarang bisa mengalahkan persepsi. Kerry dan timnya tidak mampu menciptakan rasa takut yang mampu mengungguli ketakutan yang ditanamkan Bush pada rakyatnya dengan kecaman tajam yang konstan pada kejahatan, perangnya melawan teror dan keyakinannya bahwa dia melakukan “pekerjaan Tuhan”.

Tetapi, karena Bush menang atas dasar ideologi Kristen dan kepercayaan tak logis bahwa dirinya akan menjaga keamanan AS, dia tidak merasa wajib memoderasi posisinya guna merangkul kelompok lain. Sebaliknya, dia akan berada dalam tekanan internal kuat untuk memelihara emosi kelompok Republik dan Demokrat.

Karena itu, jauh lebih mungkin bahwa pada empat tahun ke depan, Bush akan berusaha mentransformasi wajah AS dan membentuk tatanan internasional baru berdasarkan supremasi AS. Hal itu akan meningkatkan ketegangan internasional pada level yang belum pernah dicapai sebelumnya.

Faktor-faktor berikut memperkuat sinyalemen itu. Pertama, dalam beberapa minggu ke depan, Bush akan mengganti hakim Mahkamah Agung yang sakit, William Rehnquist, dengan hakim yang konservatif. Pada tahun-tahun ke depan, dua lagi hakim liberal mungkin pensiun. Keduanya juga akan diganti dari kalangan konservatif.

Dengan demikian, Mahkamah Agung hanya akan memiliki dua hakim liberal. Apabila periode Reagan-Bush Sr. dijadikan preseden, Bush Jr. akan mengangkat hakim-hakim baru. Semua calon hakim yang diidentifikasi media sudah berumur 50-60 tahun. Hal itu akan mengunci Mahkamah Agung untuk masa 20 tahun atau lebih lama.

Akibat pertama perubahan tersebut bisa membalik momentum historis keputusan 1973 oleh Mahkamah Agung (Roe v Wade) yang melegalkan aborsi. Selama tiga dekade setelah itu begitu AS semakin berpaling ke Kanan, lebih dari separo di antara 50 lembaga legislatif dan yudikatif negara bagian menjauh dari keputusan 1973 tersebut dengan mengandemennya.

Kedua, Bush merasa yakin kemenangannya merupakan bukti pembenaran atas perangnya melawan teror dan, yang lebih khusus lagi, invasinya terhadap Iraq. Berarti, doktrin Keamanan Nasional -AS mengklaim diri berhak menginvasi atau menyerang negara mana pun yang dianggap melindungi teroris- akan terus bertahan. Karena itu, tidak usah heran bila tidak lama lagi dia akan meminta Donald Rumsfeld untuk mengatur serangan berikutnya ke Suriah.

Bagi mereka yang memahami kompleksitas hubungan antara Gedung Putih dan media di AS, Suriah menjadi target selanjutnya dalam daftar Bush. Dalam beberapa minggu terakhir, terdapat berita gencar di media AS tentang kenaikan jumlah militan yang beroperasi di Iraq yang sangat mengkhawatirkan. Jumlahnya 20 ribu dan sedikitnya 1.000 militan muslim, persenjataan, dan uang mengalir ke Iraq melalui Suriah.

Terdapat juga kemungkinan yang sangat nyata bahwa pada beberapa bulan ke depan akan terjadi serangan udara Israel pada reaktor nuklir Bushehr di Iran. Menurut harian Israel Haaretz, AS telah mentransfer bom penghancur bungker ke Israel beberapa bulan lalu.

Kembali ke Atas