fatihsyuhud.net

Buku A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Malas dalam Islam

malas dalam islam

Malas
Oleh A. Fatih Syuhud

Malas merupakan wabah psikologis yang dapat menjangkiti siapa saja tanpa memandang usia, status, dan agama yang dipeluk. Suatu masalah yang harus ditangani secepat mungkin.

Implikasi negatif sikap malas banyak dan bermacam-macam: kerugian ekonomi bagi yang sedang memulai usaha, kehilangan pekerjaan bagi yang sedang membina karir dan berakibat kebodohan bagi yang sedang mencari ilmu atau minimal gagal mencapai hasil maksimum. Malas juga membuat banyak rencana-rencana baik dan besar jadi tertunda atau malah gagal.

Dengan demikian, malas selayaknya harus dihilangkan secara total karena ia jadi penghalang seseorang menuju suksesnya tujuan yang ingin dicapai.

Islam juga sangat menekankan pola hidup yang dinamis, penuh energi dan tidak malas. Kemalasan menurut Al Quran adalah perilaku orang munafik (QS An Nisa’ 4:142,[1] At Tawbah 9:054).[2] Yaitu orang yang perilakunya didominasi oleh kepura-puraan dan alasan palsu (QS Ali Imron 3:167).[3] Sebagaimana perilaku orang malas yang selalu berkilah dengan banyak alasan untuk menyembunyikan perilaku malasnya.

Semua orang memiliki rasa malas dengan tingkatan yang berbeda. Pasa saat yang sama kita juga sering menyesali dan menyayangkan kemalasan yang sangat merugikan ini. Di sinilah perlunya kita mencari solusi untuk mengatasi problem rasa malas. Setiap kasus memiliki solusi yang berbeda. Namun, rasa malas secara umum dapat di atasi dengan beberapa langkah berikut:

Pertama, sesali setiap kali rasa malas itu datang. Menyesali perbuatan yang salah itu penting, sebagai tanda adanya keinginan untuk berubah.

Kedua, buat jadwal garis besar (outline) aktifitas penting yang harus dilakukan hari ini dan berusahalah untuk melakukannya. Catat kegiatan penting yang jadi prioritas utama dan sekunder.

Ketiga, anggap setiap aktifitas yang kita rencanakan adalah janji yang harus ditepati. Dan menepati janji adalah tiket menuju integritas dan kredibilitas kita pada diri sendiri dan di mata orang lain.

Keempat, berteman dengan orang yang dinamis. Hindari berteman dengan orang malas. Mendekatlah pada orang yang dinamis dan mintalah nasihat darinya. Mengagumi orang-orang yang dinamis dan menjauhi si pemalas merupakan langkah awal menghilangkan rasa malas.

Kelima, bersikap aktif dan smart (banyak akal). Aktif artinya pikiran selalu fokus pada apa yang sedang dan akan dikerjakan. Smart berarti memiliki banyak cara untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga saat rencana A gagal atau kurang maksimal, dengan mudah akan mencoba cara B atau C, dan seterusnya. Menjadi smart akan membuat kita dapat terhindar dari stress, depresi dan putus asa serta dapat menghindari rasa bosan.

Keenam, olahraga. Olahraga atau sekedar gerak badan ringan setiap hari itu penting untuk menghilangkan rasa malas karena rasa malas yang akut timbul dari ketiadaan gerakan fisik. Dengan olahraga teratur setiap hari akan mengurangi keengganan anggota tubuh untuk bergerak.[]

CATATAN AKHIR

[1] Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (4:142)

[2] Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. (9:54)

[3] Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. Mereka berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (3:167)

Kembali ke Atas