Keteladanan Single Parent
Keteladanan Single Parent dalam Pendidikan Anak
Oleh A. Fatih Syuhud
Hidup yang ideal bagi seorang anak adalah kehidupan yang dikelilingi oleh kedua orang tua, ayah dan ibu. Adanya kedua orang tua yang selalu menemani anak dalam keseharian terutama saat usia balita sampai tamat SLTP adalah impian semua anak yang ingin tumbuh sehat, normal, cerdas dan salih.
Akan tetapi, tidak semua anak dapat hidup dalam dunia yang ideal. Tidak sedikit anak yang hanya dididik oleh single parent. Single parent adalah orang tua tunggal. Jadi, anak yang hidup bersama atau diasuh oleh salah satu orang tua, ayah saja atau ibu saja, disebut anak single parent. Di Barat, single parent terjadi oleh berbagai macam kasus. Dari sebab umum seperti perceraian, ditinggal mati salah satu orang tua, sampai yang tidak biasa seperti adopsi, dan inseminasi buatan (bayi tabung) dari perempuan lesbian.
Dalam konteks Indonesia, anak single parents bisa bermakna (a) seorang anak yang diasuh oleh salah satu orang tua atau famili dekat karena anak (a) ditinggal mati atau cerai (b) ditinggal bekerja ke luar negeri sebagai TKI atau TKW oleh salah satu atau kedua orang tua.
Kehidupan sebagai single parent tentu tidak mudah. Dan ini tentu berdampak pada anak yang diasuh. Membagi waktu antara bekerja dan mengasuh serta memperhatikan anak bukanlah pekerjaan gampang. Dan oleh karena itu, tidak sedikit dari anak keluarga single parent yang gagal. Baik dari segi pendidikan maupun dari segi sosial. Namun demikian, banyak juga anak dari keluarga single parent yang sukses. Dede Yusuf, yang saat ini menjadi wakil gubernur Jawa Barat, adalah berasal dari didikan single parents yang sukses dalam karir, sosial, ekonomi dan pendidikannya. Dan contoh paling sukses dari anak single parents adalah B.J. Habibie presiden ketiga Indonesia dan profesor ahli rancang pesawat terbang.
Jadi, walaupun single parents merupakan sesuatu keadaan yang sebaiknya dihindari, namun hendaknya tidak menjadi alasan untuk berputus asa dan berkeluh kesah apabila hal itu tak terhindarkan menimpa kita apapun sebabnya. Jennifer Wolf, seorang ahli mengasuh anak dari Amerika yang juga seorang single parents, memberi beberapa tips penting agar seorang single parents dapat sukses dalam mendidik anak. Tips ini terutama bagi yang harus membagi waktu antara mendidik anak dan bekerja sekaligus. Bagi yang kebutuhan ekonominya sudah terpenuhi, tentu tugas sebagai single parents akan lebih mudah
Pertama, jangan mudah menyerah. Banyak hal yang membuat single parents ingin menyerah termasuk apabila anak yang dididik memiliki kecenderungan keras kepala dan lingkungan sekitar yang kurang kondusif.
Kedua, bermainlah dengan anak. Berada dekat dengan anak, bermain dengan mereka dan memberi perhatian tidak hanya memenuhi kebutuhan mereka, tapi juga dapat memuaskan kebutuhan interaksi yang bermakna dalam diri kita sendiri. Saat kita merasa lelah setelah bekerja seharian, cobalah lupakan semuanya dan nikmatilah waktu dengan anak. Dari pengalaman Jennifer Wolf, cara ini menumbuhkan kekuatan tersendiri dan melupakan kepenatan kerja.
Ketiga, bersikap positif. Pelihara sikap positif. Perilaku apapun yang kita tampakkan akan menular ke anak. Perilaku kita tidak hanya akan berdampak pada kemampuan anak dalam mengatasi persoalan sehari-hari. Tapi juga akan berdampak pada apakah masa depan keluarga kita berdasar pada optimisme atau keputusasaan. Salah satu cara menghilangkan sikap negatif adalah dengan membuat catatan persoalan sehari-hari yang dihadapi. Begitu kita menulis setiap kesulitan yang dihadapi, kita akan melihat solusi muncul.
Keempat, asah otak dan kemampuan. Mengasah otak dengan banyak membaca (QS Al Alaq 96:1-5) akan memperluas horizon berfikir mengatasi persoalan dan melihat peluang. Mengasah kemampuan dengan cara mengikuti kursus atau pelatihan keahlian tertentu juga dapat menciptakan peluang karir dan penghasilan baru. Di samping itu, rajin bersilaturrahmi pada orang-orang yang kita anggap memiliki keahlian tertentu dan kepribadian yang baik dapat menambah wawasan kita dan memotivasi kita untuk hidup lebih baik lagi bagi diri sendiri maupun bagi anak.
Bagi seorang muslim, hal yang tak kalah penting dari segala usaha dan kerja keras di atas adalah berdoa (QS Al Mukmin 40:60) agar anak terhindar dari segala macam penyakit moral yang ada di lingkungan sekitar dan menjadi insan muslim yang salih.[]