Buku A. Fatih Syuhud

Visi, pemikiran dan karya tulis A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Keteladanan Lingkungan

Keteladanan Lingkungan
Oleh A. Fatih Syuhud

Ardi, 2 tahun, adalah warga Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Kebiasaan merokoknya sudah dimulai sejak berumur 18 bulan. Tiap harinya dia bisa menghabiskan 40 batang rokok, Orang tuanya harus merogoh kocek Rp 50.000 tiap harinya untuk memenuhi keingianan Ardi.

“Dia benar-benar kecanduan, jika tidak dibolehkan dia ngamuk membentur-benturkan kepalanya ke tembok. Katanya dia merasa pusing kalu tidak merokok,” kata Ibunya, Diana. (Metro TV, 5 Mei 20`10)

Sandi Adi Susanto tinggal di Jl Nusakambangan 19C, Kota Malang. Sandi sangat senang mengisap rokok. Malahan Sandi juga sering diajak sejumlah pemuda untuk menenggak minuman keras (miras).

Di usianya yang belum genap 4 tahun, Sandi juga lihai mengomongkan hal-hal berbau seks maupun pornografi yang merupakan konsumsi bahan pembicaraan orang dewasa. Sandi juga ‘fasih’ mengucapkan kata-kata kotor. (Surya, 20 Januari 2010)

Kisah Ardi dan Sandi merupakan kisah nyata yang cukup tragis dari dua anak balita akibat dari buruknya lingkungan di sekitar mereka. Tentu, masih banyak kisah serupa lain yang belum sempat diekspos media.

Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa memiliki orang tua yang pantas diteladani anak adalah suatu berkah yang patut disyukuri. Itu menjadi modal utama seorang anak untuk hidup secara normal dan sehat. Karena, perilaku dan pola pikir (mindset) anak sebagian besar dipengaruhi oleh suasana pendidikan di rumah.

Namun, itu tidak cukup menjadi jaminan untuk membuat anak berperilaku baik. Suasana lingkungan luar rumah yang kondusif juga sangat diperlukan. Lingkungan luar rumah meliputi teman-teman sebaya di sekitar rumah dan teman sebaya di sekolah. Ada juga kasus di mana orang tetangga dewasa memiliki peran penting dalam memengaruhi baik buruknya perilaku anak. Kisah Ardi dan Sandi adalah salah satu contoh buruk dari pengaruh lingkungan.

Rasulullah dalam sebuah hadits mengingatkan kita akan pentingnya memilih lingkungan dan teman yang baik. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat baunya yang tidak sedap.” (Hadits Shahih, riwayat Bukhari [no. 5534], dan Muslim [no. 2638]).

Jadi, memilih lingkungan dan teman yang baik sama pentingnya dengan memiliki orang tua teladan. Karena, lingkungan dan orang tua adalah dua faktor yang sangat besar pengaruhnya pada cara berfikir dan berperilaku anak ke depan.

Oleh karena itu, tugas orang tua di sini tidak hanya bagaimana menjadi orang tua yang ideal bagi anaknya, tapi juga bagaimana dapat mengontrol dengan siapa anak berteman dan di lingkungan apa anak sebaiknya berada. Peran orang tua dalam memilihkan teman dan lingkungan yang baik dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

Pertama, awasi dengan siapa anak boleh berteman. Hal ini perlu terutama apabila tetangga di sekitar kita bermacam-macam perilakunya. Pastikan anak tidak bergaul dengan kalangan orang dewasa apalagi yang memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, dsb. Idealnya, orang tua memilih tempat tinggal yang baik, sehat dan memiliki lingkungan yang relatif agamis.

Kedua, apabila anak sudah memasuki usia sekolah maka pilih sekolah yang kondusif. Orang tua hendaknya dapat memilih sekolah yang tidak hanya bagus kualitasnya, tapi juga baik rekam jejak murid-muridnya. Lebih bagus lagi kalau sekolah memiliki kurikulum keislaman tambahan, apalagi berada dalam lingkungan pesantren. Sering orang tua lupa kala memilih sekolah untuk anaknya dasar utamanya adalah citra dari sekolah tersebut. Padahal citra sekolah berkualitas belum tentu berarti berkualitas dari sisi perilaku murid-muridnya. Label sekolah berkualitas sering dikarenakan lengkapnya infrastruktur. Dan itu tidak menjamin menciptakan anak yang pintar sekaligus salih.[]

Keteladanan Lingkungan
Kembali ke Atas