Agar disayang dan ditaati Anak
Agar disayang dan disegani Anak. Pendidikan orang tua, suami – istri, terhadap anak akan berhasil apabila anak menaruh rasa segan, respek pada orang tua. Salah satu caranya adalah tidak bertengkar di depan anak, sediakan qulaity time berkumpul bersama dan reward and punishment (penghargaan dan sanksi)
Agar disayang dan disegani Anak
Oleh: A. Fatih Syuhud
Orang tua mana yang tidak ingin disegani dan sekaligus disayang anak? Disayang belum tentu disegani. Begitu juga, disegani belum tentu disayang. Padahal keduanya diperlukan untuk menciptakan keseimbangan dalam hubungan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak. Orang tua perlu disegani anak agar semua perintahnya ditaati. Namun ketaatan itu hendaknya bukan karena timbul dari rasa takut, karena ketaatan seperti ini akan menimbulkan ketaatan yang semu dan tidak murni. Anak akan taat orang tua hanya di depan orang tua saja.
Rasa sayang anak sangat penting karena banyak faktor antara lain (a) agar ketaatan anak menjadi murni dan ketaatannya ikhlas timbul dari lubuk hati; (b) agar terjalin komunikasi yang sehat antara anak dan orang tua terutama saat anak memasuki masa-masa remaja di mana anak akan mengalami masa-masa krisis dan labil secara emosional. Anak yang takut pada orang tua tidak akan mengeluhkan permasalahannya pada orang tuanya. Ia akan mencari teman yang ia percaya untuk mengadukan perasaan galaunya. Padahal teman yang dipercaya anak itu belum tentu baik. Dan inilah hal yang sangat berbahaya yang dapat menjerumuskan anak ke dalam suatu pergaulan yang salah.
Sepintas, menimbulkan rasa sayang anak pada orang tua itu seakan mudah. Asal dipenuhi segala permintaan anak, pasti anak akan sayang pada orang tua. Anggapan itu tidak benar. Anak yang dipenuhi semua atau sebagian besar permintaannya justru akan manja. Artinya, alih-alih akan disayang anak, yang ada justru sebaliknya: anak akan semakin tidak hormat pada orang tua dan menjadi sulit dikontrol. Orang tua dianggap hanya sebagai mesin ATM-nya saja. Bukan sebuah figur yang memiliki makna tersendiri di hati anak. Bukan sosok yang dikagumi dan menjadi panutan anak.
Jadi, bagaimana agar supaya orang tua ditaati dan tetap disayang anak? Setiap orang memiliki cara yang unik untuk mencapai hal itu. Namun, langkah yang umum adalah sebagai berikut:
Pertama, beri contoh yang baik. Ini hal pertama agar anak menaruh rasa hormat dan respek pada orang tua. Lakukan apa yang dikatakan. Jangan melarang anak merokok, misalnya, apabila orang tua merokok.
Kedua, luangkan waktu khusus setiap hari untuk berkomunikasi dengan anak. Yang dimaksud waktu khusus adalah saat di mana orang tua dan anak saling menikmati interaksi yang menyenangkan. Hal ini dapat berupa bermain-main, ngobrol, bercanda, tapi bukan nonton TV atau aktivitas lain yang tidak interaktif. Selama masa interaksi ini orang tua hendaknya tidak mengoreksi, mengkritisi, memberi perintah atau bertanya sesuatu. Jadi, berilah perhatian positif pada anak, mengapresiasi, memuji, atau membuat pernyataan yang netral. Aturlah waktu untuk mengkritisi di suasana yang lain. Berhasil atau tidaknya usaha orang tua untuk disayang anak terletak pada poin kedua ini.
Ketiga, bersikap tegas pada waktu yang tepat. Apabila peraturan sudah dibuat, maka anak harus mentaatinya. Dan setiap pelanggaran yang dilakukan anak harus disertai dengan hukuman dan sanksi. Tentu saja sanksi tidak identik dengan pukulan. Bahkan orang tua harus menjauhkan sanksi kekerasan. Sanksi dapat berupa apa saja yang tidak berat tapi cukup memberi pesan kuat pada anak bahwa orang tua serius dalam membuat peraturan. Pemberian sanksi juga menjadi alat komunikasi dari orang tua untuk memberi tahu anak bahwa apa yang dilakukan anak itu salah atau kurang tepat. Sanksi yang umum dilakukan antara lain anak disuruh berdiri di pojok kamar selamar 5 menit atau lebih. Poin ketiga ini apabila dilakukan secara konsisten akan membuat anak segan pada orang tua dan akan berfikir dua kali untuk melakukan pelanggaran lagi.
Keempat, berikan perintah dengan nada yang tegas, tidak dengan nada berteriak atau membentak; apalagi dengan memelas atau memohon. Cara yang terakhir akan memberi kesan seakan anak yang berkuasa. Bukan orang tua.
Kelima, selalu berdoa untuk anak setiap selesai shalat fardhu dan shalat malam karena doa yang sungguh-sungguh akan dikabulkan Allah (QS Ghafir 40:60). Doakan agar anak diberi hati yang mutmainnah (QS Al-Fajr 89:27), hati yang nyaman untuk melakukan kebaikan. Ajak anak untuk melakukan hal yang sama dan bekali mereka minimal ilmu agama dasar. Kedekatan pada Allah adalah cara terbaik untuk membuat hati anak lembut dan mudah diatur.[]