Pendidikan Islam bagi Remaja
Pendidikan Islam bagi Remaja tidak akan sulit justru akan mudah apabila orang tua telah melakukan seluruh tahapan pendidikan sejak anak masih usia 1 tahun ke atas.
Oleh A. Fatih Syuhud
Pada usia antara 13 sampai 18 tahun atau saat anak baru memasuki masa studi level SLTP sampai lulus SLTA disebut dengan masa puber. Masa puber adalah masa perubahan drastis. Perubahan hormonal ini disertai dengan pertumbuhan fisik dan kejiwaan.
Istilah remaja (teenager) disebut juga dengan adolescene yang secara psikologis ditandai dengan sejumlah perubahan kognitif, emosional, fisikal dan perilaku yang dapat menjadi penyebab konflik di satu sisi dan perkembangan kepribadian positif di sisi yang lain.
Lingkungan rumah dan orang tua masih memainkan peran penting bagi perilaku dan pilihan hidup yang dilakukan remaja. Artinya, remaja yang memiliki hubungan baik dengan orang tuanya kecil kemungkinan akan terlibat dalam berbagai perilaku yang tidak baik seperti merokok, minum alkohol, berkelahi dan/atau hubungan seksual di luar nikah.
Pemikiran, ide dan konsep yang dikembangkan pada masa remaja ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan masa depan anak dan akan memainkan peran besar dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Pada waktu yang sama, pada sebagian remaja periode ini adalah masa sulit, membosankan, tiada menentu dan tanpa motivasi. Untuk itu memberikan motivasi agar mereka menjadi invididu besar dan diterima secara sosial sangatlah perlu. Memberi bacaan buku-buku biografi orang ternama baik level nasional dan dunia akan sangat membantu menginspirasi and memotivasi mereka. Tentu saja, biografi Nabi Muhammad hendaknya menjadi bacaan pertama.
Al Ghazali mengatakan bahwa salah satu faktor metode pendidikan Islam yang baik adalah dengan memberikan anak suatu lingkungan pertemanan yang baik, bermoral and religius. Kondisi ini menjadi lebih diperlukan saat anak memasuki masa remaja. Karena tidak sedikit dari mereka yang lebih mengasosiasikan diri dengan teman-temannya, dari pada dengan orang tuanya. Karena itu pengaruh lingkungan sangatlah besar dalam membentuk karakter anak.
Pesantren
Dalam hal ini, mengirim anak ke pesantren akan memenuhi anjuran Al Ghazali di atas yakni menempatkan anak remaja dalam lingkungan yang baik dan religius di satu sisi. Sementara keinginan orang tua akan model pendidikan apapun dalam level SLTP SLTA sudah tersedia di pesantren di sisi yang lain.
Saat ini menurut saya pesantren adalah solusi pendidikan terbaik bagi anak usia remaja. Baik pendidikan secara sosial religius maupun pendidikan umum. Apapun keinginan dan harapan orang tua akan masa depan anaknya tidak akan terhalangi dengan mengirim anaknya ke pesantren pada usia remaja.
Berbagai macam model pesantren dengan berbagai fasilitas sudah tersedia saat ini sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi orang tua dengan berbagai level pendidikan yang tersedia dalam satu kompleks pesantren. Mulai dari TK, SD, SLTP, SLTA dan bahkan perguruan tinggi.
Di saat di mana kenakalan remaja dan seks bebas sudah mencapai level yang sangat mengkhawatirkan, mengirim anak ke pesantren menjadi kebutuhan natural bagi orang tua untuk memberikan iklim yang baik dalam proses belajar anak. Kecuali apabila orang tua tidak peduli akan masa depan anaknya.[]