Buku A. Fatih Syuhud

Visi, pemikiran dan karya tulis A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Abdul Muttalib Kakek Nabi Muhammad

Kakek Nabi Muhammad Abdul Muttalib*
Oleh A. Fatih Syuhud

Abdul Muttalib adalah kakek Nabi Muhammad dari sisi ayah Nabi. Abdul Muttalib memiliki kontribusi pada kehidupan Nabi karena telah mengasuh Nabi tahun sejak ibunda Aminah meninggal dunia saat Nabi berusia 6 tahun. Dalam catatan sejarah, Abdul Muttalib mengasuh Nabi selama hanya dua tahun, namun pada hakikatnya ia mengasuh Nabi sejak lahir. Karena, Abdul Muttalib yang menanggung keperluan Nabi sejak lahir sampai ibunda Aminah wafat. Masa dua tahun pengasuhan Abdul Muttalib adalah waktu di mana Abdul Muttalib mengasuh Nabi secara langsung. Waktu yang sedikit itu termasuk momen-momen penting karena Nabi selalu berada dalam perlakuan orang yang tepat dan mendapat kasih sayang yang diperlukan seorang anak. Siapakah Abdul Muttalib?

Nama lengkapnya adalah Abdul Muttalib Syaibah Al Hamd bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Marrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Maad bin Adnan. Ia lahir di Yatsrib pada tahun 480 masehi dan wafat pada tahun 578 dalam usia 98 tahun dan dimakamkan di Makkah.

Abdul Muttalib adalah tokoh yang hormati dan dimuliakan. Posisinya semakin menonjol saat ia menggali sumur Zamzam pada masa raja Qiyadz seorang raja Persia. Statusnya di kalangan bangsa Arab semakin tinggi setelah Yaumul Fil atau peristiwa penyerangan raja Abrahah dengan pasukan gajahnya ke Makkah yang berhasil digagalkan.

Dalam Sirah Ibnu Hisyam dikatakan bahwa Abdul Muttalib adalah tokoh yang paling diagungkan tidak hanya di Makkah tapi juga di seluruh kawasan jazirah Arab. Ia memiliki majlis khusus di dekat Ka’bah tempat berkumpulnya tokoh-tokoh Makkah dan Quraisy membahas dan mendengarkan petuahnya dan menghormatinya. Yang menunjukkan bahwa Abdul Muttalib adalah tokoh kharismatik yang disegani dan dihormati karena sikapnya yang arif dan bijaksana.

Abdul Muttalib memiliki 12 anak laki-laki yaitu Harits, Abdu Manaf atau Abu Thalib, Dharar, Zubair, Abdul Uzza atau Abu Lahab, Mis’ab, Muqawwam, Fasm, Mughirah, Abdullah, Abbas, dan Hamzah. Dari putra kesepuluh, yakni Abdullah, memiliki putra yang diberi nama Muhammad. Dari keduabelas putra Abdul Muttalib, empat di antaranya menjadi terkenal dalam sejarah Islam dengan alasan yang berbeda. Abdullah dikenal karena menjadi ayah dari Nabi. Abdul Uzza alias Abu Lahab dikenal karena melawan Nabi sampai namanya diabadikan dalam Al-Quran dengan Surah Al Lahab. Abdu Manaf alias Abu Thalib dikenal karena menjadi pengasuh dan pelindung setia Nabi, tapi tetap kafir sampai akhir hayatnya. Sedangkan Abbas dan Hamzah adalah dua paman Nabi yang masuk Islam dan berjuang bersama Nabi dalam menegakkan dan menyebarkan agama Islam.

Abdul Muttalib: Islam atau Kafir?

Kalau di antara putra-putri Abdul Muttalib ada yang muslim dan ada yang kafir, bagaimana dengan Abdul Muttalib sendiri? Seperti diketahui, Abdul Muttalib wafat saat Nabi masih berusia 8 tahun. Yakni, ketika risalah Islam belum turun. Orang yang hidup pada masa sebelum ajaran Islam turun disebut Ahlul Fatrah yang menurut Tafsir Ibnu Katsir II/35 bermakna “Masa di antara dua Nabi seperti terputusnya risalah kenabian antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad.” Ulama berbeda pendapat tentang hukum Ahlul Fatrah apakah akan masuk sorga atau neraka seperti diterangkan Ibnul Qayyim dalam Tariqul Hijratain, sebagai berikut:

Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa mereka akan diuji di hari kiamat. Akan dikirim utusan pada mereka dan pada siapa saja yang belum menerima dakwah Islam. Siapa yang taat pada utusan itu, akan masuk surga. Dan siapa yang ingkar, akan masuk neraka. Dengan demikian, maka sebagian Ahlul Fatrah akan masuk surga, sebagian yang lain masuk neraka. Pendapat ini berdasarkan pada firman Allah QS Al-Isra’ 17:15: “dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”

Kedua, pendapat ini menyatakan bahwa Ahlul Fatrah akan masuk neraka. Pendapat ini didasarkan pada firman Allah QS Al-A’raf 7:172-173.[]

*Ditulis untuk Buletin Siswa MTS & MA Al-Khoirot Malang

Abdul Muttalib Kakek Nabi Muhammad
Kembali ke Atas