Buku A. Fatih Syuhud

Visi, pemikiran dan karya tulis A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq ^
Oleh A. Fatih Syuhud

Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah seorang pengusaha sukses. Dan sebagai pengusaha muda ia sering melakukan perjalanan bisnis baik dalam maupun luar negeri di kawasan Timur Tengah dari situ ia mendapatkan banyak pengalaman di samping kekayaan. Sekembalinya Abu Bakar dari salah satu perjalanan bisnisnya dari Yaman, ia mendengar bahwa Nabi Muhammad telah mendeklarasikan diri sebagai Nabi dan Rasul. Tidak lama kemudian, Abu Bakar menerima Islam dan menjadi orang pertama yang secara terbuka masuk Islam. Mengapa Abu Bakar begitu cepat percaya pada ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad dan melupakan agama yang dianut oleh dirinya dan nenek moyangnya?

Namanya adalah Abdullah bin Usman Al-Taimy Al-Qurasyi. Abu Bakar adalah nama kuniyah, sedangkan Ash-Shiddiq adalah gelar kehormatan yang diberikan Rasulullah karena ia selalu mempercayai dan membenarkan apapun yang dikatakan dan dilakukan Nabi. Ia lahir di Makkah pada tahun 574 Masehi, 50 tahun sebelum Hijrah, atau 2 tahun sebelum tahun Gajah. Dengan demikian, Abu Bakar lebih muda 2 tahun dari Rasulullah. Selain ash-shiddiq, Abu Bakar juga mendapat beberapa gelar atau julukan kehormatan lain seperti Al-Atiq, Ash-Shohib, Al-Atqa, Al-Awwah, Tsanisnain fil Ghar, Khalifatu Rasulillah.

Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah (3/39) menyatakan bahwa Abu Bakar dikenal sejak zaman Jahiliyah karena keluasan ilmunya terutama ilmu nasab atau garis keturunan, kesuksesan bisnisnya dan luwesnya dalam bergaul. Setelah masuk Islam, ia dikenal sebagai tokoh Islam yang kaya namun bergaya hidup sederhana. Kekayaannya yang melimpah ia gunakan untuk membantu kalangan para mualaf yang miskin terutama memerdekakan umat Islam yang masih berstatus sebagai budak di bawah tuannya yang kafir. Salah satu budak yang paling populer dalam sejarah Islam dan berhasil dimerdekakan oleh Abu Bakar adalah Bilal bin Robah Al-Habasyi. Bilal adalah seorang budak milik Umayah bin Khalaf Al-Jamhi. Mengetahui Bilal sudah menjadi muslim, Al-Jamhi menyiksanya. Abu Bakar lalu menebus Bilal dan memerdekakannya. Bilal kemudian dikenal dalam sejarah sebagai muadzin utama Nabi dan salah satu perawi hadits Rasulullah.

Gaya hidupnya yang sederhana walaupun kaya membuatnya siap secara mental untuk menjadi miskin kalau memang itu diperlukan. Oleh karena itu, ia tidak ragu mewakafkan seluruh hartanya demi perjuangan Islam. Sikap ini diabadikan Allah dalam QS Al-Lail ayat 6.

Abu Bakar mendapat penghargaan khusus dari Allah yang menyebutnya dan mengabadikan namanya dalam Al-Quran. Setidaknya ada dua ayat dalam Al-Quran yang membicarakannya. Dalam QS. At-Taubah: 40 Allah berfirman “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.”

Ayat kedua yang menyebut Abu Bakar terdapat dalam QS Al-Lail ayat 6 di mana Allah berfirman “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”

Bagi Rasulullah, Abu Bakar adalah seorang sahabat sejati. Seorang teman yang selalu siap untuk membantu kapanpun diperlukan. Teman yang selalu siap berada di sisinya dalam keadaan suka dan duka. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda tentang Abu Bakar: “Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya.” Nabi masih ingat betul peristiwa sangat menegangkan saat mereka berdua dalam pelarian menyelamatkan diri dari kejaran kaum kafir Quraisy yang hendak membunuhnya. Di mana saat mereka berdua bersembunyi di gua Tsur kaum kafir sudah berada tepat di atas mereka yang sekiranya kaum musyrik itu melihat ke bawah kakinya niscaya mereka akan melihat keduanya. Perjuangan Abu Bakar membela agama Allah dan RasulNya telah membuat dia termasuk dari 10 orang yang dijamin masuk surga.

Banyak pelajaranl inspiratif dari sosok Abu Bakar bagi umat Islam secara keseluruhan antara lain, pertama, komitmen untuk melaksanakan tuntunan ajaran Islam harus total, tidak setengah-setengah. Hanya dengan cara ini, maka ajaran Islam dapat memiliki dampak signifikan pada perilaku seseorang. Baik perilaku pada Allah dan Rasul-Nya maupun pada sesama manusia. Sebagian besar dari kita hanya ber-Islam sebatas melaksanakan perintah wajib dan menjauhi yang haram saja itupun dengan setengah hati.

Kedua, pengorbanan waktu, tenaga dan materi demi memuliakan dan menegakkan ajaran Islam harus dilakukan dengan penuh keikhlasan tanpa motif duniawi dalam rangka untuk meningkatkan kadar keimanan dan keislaman kita di mata Allah.[]

^Ditulis untuk Buletin SISWA MTS & MA Al-Khoirot Malang

Abu Bakar Ash-Shiddiq
Kembali ke Atas