Percakapan
Percakapan Bahasa Arab Modern untuk Pemula
Percakapan Bahasa Arab Modern
Judul lengkap: Percakapan Bahasa Arab Modern untuk Pemula
Penulis: A. Fatih Syuhud
Penerbit: Pustaka Al-Khoirot, Malang.
Tahun terbit cetakan pertama: Juli 2017
Harga versi cetak: 30.000 (di luar ongkir)
Harga versi digital: 20.000 (beli via Paypal di sini: )
Kontak email: info@alkhoirot.com
Kontak WA / SMS: 0815-5325-6855
Deskripsi:
Buku Percakapan Bahasa Arab Modern untuk Pemula adalah buku dasar bagi pelajar bahasa Arab. Mengajarkan tentang berbagai bentuk ungkapan dalam bahasa Arab modern standar yang biasa dipakai oleh penutur bahasa Arab asli (an-natiqina biha). Sangat bermanfaat bagi pelajar bahasa Arab modern tingkat awal dan dasar untuk dapat memulai berbicara bahasa Arab yang benar dan sesuai standar yang resmi dan diakui, serta membiasakan lidah kita dalam mengekspresikan diri seperti halnya penutur asli.
Pengantar Penulis
الحمد لله الذي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ و أنزل القرأن الكريم بلسان عربي مبين و الصلاة والسلام علي من أوتي جوامع الكلم سيدنا محـمد وعلي أله وصحبه أجمعين. أما بعد
Hal pertama yang harus dilakukan bagi peminat bahasa Arab modern adalah memahami dan menghafal kosakata dan ungkapan atau frasa populer yang biasa diucapkan oleh penutur asli (al-natiqin biha). Bukan dengan menerjemah bahasa ibu ke dalam bahasa Arab, juga bukan dengan mempelajari gramatikanya. Menghafal beberapa kosa kata dan ungkapan penting yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari akan membuat seorang pelajar bahasa Arab modern dapat memulai berbicara (speaking) dan mendengar (listening). Inilah awal mula yang bagus. Dan itu yang dilakukan oleh orang Arab sendiri saat mereka belajar bahasa dari ibu dan ayahnya. Apa yang mereka lakukan adalah belajar mengucapkan kosa kata dan mendengar orang tuanya berbicara, bukan belajar gramatika.
Dulu, dalam mempelajari bahasa Arab, para santri di pesantren salaf biasa memulai dengan mempelajari gramatikanya lebih dahulu. Ilmu nahwu dan sharaf dikaji dan dipelajari selama bertahun-tahun, mulai dari matan kitab Ajurumiyah, Imriti, Maqsud, Kailani, Mutammimah, Alfiyah Ibnu Malik sampai syarahnya. Tapi sangat jarang santri salaf yang dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Arab modern secara aktif. Tidak ada yang salah dengan belajar teori bahasa lebih dahulu, namun apabila teori itu tidak dibarengi dengan belajar kosa kata dan frasa secar a intensif dan komprehensif, maka kemampuan gramatika akan kehilangan relevansinya. Kesalahan ini bukan hanya dilakukan pesantren salaf. Tapi juga terjadi dan dilakukan oleh lembaga pendidikan formal. Di mana bahasa Inggris dipelajari sejak SLTP sampai SLTA tapi jarang lulusan SLTA yang dapat menguasai bahasa Inggris secara benar. Ini terjadi karena kurikulumnya lebih memprioritaskan pada pembelajaran gramatika. Ironisnya, kalangan pelajar lulusan SLTA tidak sedikit yang mengambil kursus bahasa Inggris ke Pare, Kediri untuk dapat menguasai bahasa Inggris dalam waktu yang singkat.
Namun demikian, sistem pendidikan bahasa Arab di pesantren salaf tidak bisa dikatakan gagal. Karena, tujuan utama dari pembelajaran nahwu, sharaf dan lainnya (seperti ma’ani, bayan, badi’) memang untuk menguasai literatur Islam klasik (kutub al-turats) atau yang biasa disebut kitab kuning. Dan tujuan ini secara umum tercapai dengan sukses. Terbukti, hampir semua lulusan pesantren salaf, melalui program madrasah diniyah dan pengajian kitab kuning, dapat menguasai kajian Islam di berbagai bidang yang ditulis dalam bahasa Arab klasik. Santri salaf tidak perlu belajar ke universitas Timur Tengah seperti Mesir, Arab Saudi, Suriah atau Yaman untuk mencapai tujuan tersebut. Dan prestasi ini bukan pencapaian yang kecil. Faktanya, hanya pesantren salaf yang dapat menghasilkan santri dengan kemampuan tersebut.
Saat ini, sebagian besar pengasuh pesantren salaf mulai menyadari bahwa kemampuan gramatika bahasa Arab yang dimiliki santri pesantren salaf bisa dimanfaatkan secara lebih maksimal. Bukan hanya untuk tujuan menguasai bahasa Arab klasik (BAK) yang terdapat dalam literatur kutub al-turats, tapi juga pada waktu yang sama dapat dipakai untuk menguasai bahasa Arab modern (BAM). Sehingga manfaat dan fungsinya akan lebih besar baik bagi santri itu sendiri maupun untuk umat Islam secara umum. Apalagi penguasaan BAM pada dasarnya relatif lebih mudah dibanding BAK karena ruang lingkup kajian yang lebih terbatas.
Penguasaan seseorang terhadap bahasa Arab modern (BAM) dapat dilihat dan diukur dari kemampuannya pada beberapa bidang berikut:
Mampu membaca dan menterjemahkan segala bentuk tulisan bahasa Arab modern yang terdapat di koran, majalah, tabloid, buku- buku baru, dokumen-dokumen resmi negara, organisasi swasta, atau dokumen perusahaan, dan lain-lain.
Mampu mendengar, memahami dan menerjemahkan pidato resmi atau berita di radio, televisi atau video yang disampaikan dalam bahasa Arab modern.
Mampu berbicara dalam bahasa Arab modern baik dengan penutur asli (al-natiqin biha) atau bukan (ghair al-antiqin biha).Mampu menulis dan menerjemah artikel, surat resmi atau berbagai dokumen lain.
Buku ini sebagai langkah pertama bagi santri salaf untuk dapat mengenal berbagai ungkapan yang biasa dipakai dalam bahasa Arab percakapan sehari-hari. Buku ini ditujukan untuk santri madrasah diniyah kelas 1 dan 2 yang belum mempelajari nahwu dan sharaf.
Buku ini nantinya akan dilanjutkan dengan buku berikutnya untuk santri madrasah diniyah tingkat lebih lanjut yaitu kumpulan kosa kata tematik dan cara berlatihnya (jilid 2) dan antologi artikel dari berbagai koran dan majalah dengan berbagai macam topik (jilid 3). Sehingga diharapkan nantinya santri madin kelas 3 dan 4 sudah menguasai cukup banyak kosa kata dan ungkapan populer bahasa Arab modern seiring dengan khatamnya pelajaran nahwu dan sharaf dasar. Wallahul Musta’an.
Karangsuko, 30 Juni 2018
A Fatih Syuhud