fatihsyuhud.net

Buku A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Perlunya Istri Terdidik

Istri Terdidik (Berpendidikan)
Oleh A. Fatih Syuhud

Sampai detik ini, masih banyak orang tua terutama di pedesaan yang berfikir bahwa wanita tidak perlu pintar. Tidak perlu memiliki pendidikan yang baik. Toh, ujung-ujungnya akan ke dapur dan menjadi ibu rumah tangga. Karena itu, tidak sedikit orang tua yang mengawinkan anaknya saat usia masih sangat belia antara 14 sampai 16 tahun. Atau, membiarkan anak gadisnya melewatkan masa mudanya tanpa pendidikan yang cukup untuk bekal diri dan keluarganya kelak. Bahkan banyak yang langsung disuruh mencari kerja setelah lulus SD atau SMP. Baik mencari kerja di kota atau pergi ke luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Domestic Helper (DH).

Memang benar, bahwa wanita pada akhirnya akan menjadi istri dan ibu rumah tangga. Karena, memang itulah salah satu tugas utama yang harus dijalani seorang wanita yakni sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Namun, mengecilkan kedua peran ini sehingga dianggap tidak perlu bekal pendidikan yang cukup adalah suatu kesalahan besar. Dan persepsi yang salah ini hanya dapat berubah apabila generasi muda muslimah saat ini dan yang akan datang memperbaiki level pendidikan dan wawasan berfikirnya.

Istri yang berpendidikan dan memiliki wawasan keilmuan yang baik adalah dambaan setiap suami yang menginginkan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Mengapa pendidikan begitu penting bagi seorang istri karena, pertama, dari pendidikan yang dimiliki diharapkan akan mempengaruhi perilaku dan pola berfikirnya menjadi lebih bijaksana dan rasional dalam segala hal. Mulai dari cara bergaul dengan suami, cara mendidik anak, cara berinteraksi dengan mertua dan cara mengelola konflik internal yang acapkali terjadi.

Kedua, hidup berumahtangga bukan hanya soal melakukan hubungan intim, memiliki anak dan mencari makan saja. Karena apabila itu tujuannya, maka terkadang hewan lebih mampu dari manusia. Salah satu tujuan berumah tangga yang paling esensial adalah meningkatkan ketakwaan keluarga (QS At-Tahrim 66:6) dan mencetak generasi muda yang berkualitas dan berakhlak mulia (QS Al-Qalam 68:4). Dua hal ini sulit dapat lahir dari seorang istri dan ibu yang tidak berpendidikan.

Generasi muda Islam berkualitas akan sangat tergantung pada kualitas sang ibunda. Dalam literatur Arab dikatakan: “Al-umm madrasah at-tifli al-ula.” Bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak. Ungkapan ini sangat tepat untuk menggambarkan bahwa baik dan buruknya seorang anak adalah tergantung dari kualitas ibunya. Tokoh-tokoh besar nasional maupun dunia, muslim dan non-muslim, hampir semua mengakui bahwa mereka menjadi berhasil dalam hidup mereka dikarenakan peran besar seorang ibu. B.J. Habibie dan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden ketiga dan keempat Indonesia, Barack Obama presiden ke-45 Amerika Serikat adalah contoh kecil dari sekian banyak figur-figur dunia yang berhasil dalam pendidikan, keilmuan dan jabatan karena jasa besar dari ibu mereka masing-masing yang ditinggal oleh ayah mereka saat mereka masih relatif muda.

Ibu yang berkualitas akan sangat berperan dalam membentuk karakter anak. Oleh karena itu, Islam mewajibkan setiap individu muslim untuk menghormati orang tua terutama ibu dengan berbagai cara. QS Al-Isra’ 17:23 menyandingkan penghormatan pada orang tua dalam urutan kedua setelah menyembah Allah. Dan QS Al-Isra 17:24 memerintahkan untuk selalu patuh mendoakan orang tua. Ayat-ayat terkait penghormatan pada orang tua juga terdapat dalam QS Al-Baqarah 2: 215 dan 133; Maryam 19:32; dan An-Nisa’ 4:36. Rasulullah juga memerintahkan agar ibulah orang pertama yang paling dihormati dan bahwasanya surga berada di telapak kaki ibu.

Akan tetapi, sosok ibu yang begitu mulia dalam Islam tidak akan mendapat penghormatan yang selayaknya apabila dia salah dalam mendidik anak-anaknya. Dan penyebab paling mendasar adalah apabila kualitas dan pendidikan seorang ibu itu rendah. Tentu, wawasan yang baik tidak harus melalui pendidikan formal yang tinggi. Ia bisa juga dicapai dengan banyak membaca, bertanya pada ahlinya dan mengikuti berbagai kegiatan keilmuan seperti seminar dan ceramah agama yang akan meningkatkan kualitasnya khususnya dalam ilmu agama dan cara mendidik anak.[]

Kembali ke Atas