Peran Ayah dalam Pendidikan Anak
Peran Ayah dalam Pendidikan Anak sangatlah besar. Ibarat konser musik orchcestra, bapak adalah conductor atau dirijennya. Sedangkan ibu adalah pemain musik utama atau managing director yang mengurus persoalan teknis keseharian. Anak yang sukses karena peran ibu. Dan istri yang sukses karena peran suami yang bijaksana.
Peran Ayah dalam Pendidikan Anak
Oleh A. Fatih Syuhud
Dr. David Popenoe, seorang sosiolog Amerika yang mengkhususkan diri mengkaji peran ayah dalam pendidikan anak (fatherhood) menyatakan bahwa ayah yang ikut melibatkan diri secara aktif dalam mendidik anak akan membawa keuntungan positif yang tidak dapat dilakukan orang lain.
Analisa ini sejalan dengan hasil studi yang diadakan oleh Kyle D. Pruett. Menurut Pruett dalam bukunya Fatherneed: Why Father Care is as Essential as Mother Care for Your Child, manfaat keikutsertaan ayah dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
Pertama, hasil pendidikan anak menjadi lebih baik. Sejumlah studi menunjukkan bahwa ayah yang terlibat dalam mengasuh dan bermain-main dengan anak balita-nya akan meningkatkan kecerdasan (IQ), kemampuan bahasa dan kapasitas kognitif anak.
Kedua, anak akan lebih siap secara mental untuk menghadapi suasana sekolah. Anak akan lebih sabar dan lebih mampu mengatasi tekanan dan frustrasi yang ada hubungannya dengan kegiatan belajar di sekolah dibanding anak yang ayahnya kurang begitu peduli.
Ketiga, lebih stabil secara emosional. Ayah yang ikut melibatkan diri sejak anak lahir akan membuat emosi anak lebih stabil, lebih percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Dan saat mereka tumbuh dewasa akan memiliki koneksi sosial dengan teman-temanya secara lebih baik. Juga kecil kemungkinan akan membuat masalah di rumah, sekolah atau lingkungan sekitar.
Keempat, anak dapat memasuki usia sekolah dengan lebih tenang dan kecil kemungkinan mengalami depresi, menampakkan perilaku disruptif atau berbohong. Anak juga lebih cenderung menampakkan sikap pro-sosial.
Kelima, anak laki-laki lebih cenderung tidak nakal di sekolah sedang anak perempuan cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih kuat. Di samping itu, sejumlah survei menyimpulkan bahwa anak yang dekat dengan ayahnya lebih mungkin memiliki kesehatan fisik dan kejiwaan yang baik. Performa di kelas lebih baik, dan cenderung terhindar dari kenakalan remaja seperti narkoba, kekerasan dan perilaku menuyimpang lain.
Oleh karena itu, tidaklah terlalu mengherankan apabila sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 17.000 anak sekolah di Inggris oleh Universitas Oxford menghasilkan kesimpulan yang sama. Yakni, adanya hubungan yang relevan antara kedekatan ayah dengan keberhasilan akademis anak.
Sebuah penelitian lain yang diadakan oleh Univesitas Illinois, AS, menyimpulkan bahwa anak yang memiliki ayah yang peduli untuk meluangkan waktu untuk sekedar menanyakan pada anak tentang apa yang dipelajari di sekolah, menanyakan kegiatan sosial anak dan hubungannya dengan teman-temannya, akan cenderung memiliki performa dan pencapaian lebih baik di sekolah dibanding anak yang tidak mendapat perhatian serupa dari ayah mereka. Tentu, figur ayah tidak harus ayah kandung. Ayah angkat atau ayah tiri dapat memainkan peran yang sama.
Dengan demikian besarnya peran ayah dalam memengaruhi performa anak di berbagai bidang (kecerdasan, akademis, sosial dan perilaku), maka sudah waktunya bagi seorang ayah untuk memberi perhatian lebih pada perkembangan anak sejak dini dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan mereka. Selama ini, tidak sedikit ayah lebih terfokus pada pekerjaan dan memasrahkan urusan anak pada ibunya saat di rumah dan pada guru-gurunya saat di sekolah. Di dalam syariah Islam, ayah juga memiliki tugas untuk mendidik anak sedemikian rupa agar taat pada aturan agama sejak dini. Tugas agama ini tentu tidak terlalu sulit apabila sejak awal telah terjalin hubungan yang dekat antara ayah dan anak. []