Buku A. Fatih Syuhud

Visi, pemikiran dan karya tulis A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Kriteria Calon Suami Ideal

Kriteria Calon Suami Ideal adalah sosok lelaki yang agamis, bijaksana dan berakhlakul karimah atau berbudi pekerti yang luhur. Setelah itu tampilan fisik, kondisi materi, keturunan dan status sosial baru menjadi pertimbangan plus. Karena, suami adalah pemimpin rumah tangga, imam dari keluarga dan itu tidak bisa dilakukan oleh seorang laki-laki yang hanya bermodal tampang yang bagus atau materi yang banyak.
Oleh A. Fatih Syuhud

Kriteria Calon Suami Ideal

Sosok laki-laki seperti apa yang paling diinginkan seorang perempuan sebagai calon suami pendamping hidupnya? Jawabnya pasti akan berupa serentetan kriteria sempurna lahir batin:  tampan, kaya, keturunan terhormat, syukur-syukur kalau taat beragama. Ini urutan yang umum dikehendaki oleh seorang gadis terhadap pria impiannya.  Itulah yang disebutkan Nabi bahwa orang menikah umumnya karena empat pertimbangan terserbut. Dan faktor agama menjadi prioritas terakhir. Mengapa?

Salah satu sebab utama adalah karena ketampanan, kekayaan dan keturunan merupakan tampilan lahir. Dan tampilan lahir itu adalah hal yang paling mudah dipahami dan karena itu cepat menarik hati. Sedangkan keluhuran pribadi dan ketaatan pada agama adalah tampilan batin yang tidak mudah dimengerti manfaatnya dalam waktu singkat.

Kecenderungan wanita untuk lebih mengutamakan tampilan lahir pada seorang pria adalah manusiawi karena itu adalah insting dasar umat manusia baik laki-laki atau perempuan. Namun seiring bergulirnya waktu, bertambahnya usia, tumbuhnya wawasan dan ilmu, maka meningkat pula cara berfikir dan cara melihat dan menilai sesuatu.

Dengan bertambahnya bacaan maka bertambah pula wawasan tentang prioritas yang harus didahulukan dalam memilih jodoh. Tanpa pengetahuan agama pun seorang yang rajin memperhatikan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitarnya; pada kerabat dan tetangganya yang sudah menjalani hidup berumah tangga ia akan dengan mudah menyimpulkan bahwa,:

  • Ketampanan seorang lelaki bukan jaminan akan membawa kebahagiaan. Pria yang rupawan apabila tidak disertai dengan keilmuan dan komitmen yang cukup justru akan menjadi musibah bagi istri karena rentan pada perilaku yang arogan dan memiliki kesetiaan yang tipis pada pasangan. Orang bodoh yang memiliki kelebihan fisik akan cenderung memanfaatkannya untuk hal-hal yang negatif. Banyak kasus perceraian yang disebabkan oleh karena kecenderungan wanita memilih calon suami berdasarkan pada tampilan fisiknya semata. Wanita yang belum menikah hendaknya belajar dari kasus-kasus yang sudah terjadi agar tidak kembali terulang pada dirinya.  Pacaran menjadi salah satu sebab banyaknya wanita yang salah memilih pasangan. Ketika cinta sudah mendominasi, maka akal sehat tidak lagi bekerja untuk dapat memilih calon secara benar dan obyektif.
  • Kekayaan menjadi salah satu faktor seorang gadis untuk memilih pasangannya. Walaupun umumnya hal ini terjadi karena desakan orang tua yang ingin memiliki menantu kaya atau berpekerjaan tetap. Tujuan orang tua mungkin baik yaitu agar masa depan anaknya cerah. Akan tetapi apabila harta menjadi satu-satunya kriteria, maka ia berpotensi kurang baik. Sama dengan pria yang memiliki kelebihan fisik, laki-laki yang memiliki kelebihan harta tanpa diimbangi dengan keilmuan dan wawasan yang baik akan cenderung memiliki perilaku yang arogan dan meremehkan pada pasangannya.  Seorang wanita yang menikahi lelaki karena hartanya semata akan cenderung menjadi permainan laki-laki tersebut.
  • Keturunan terhormat pada diri lelaki saat ini tidak menjadi pertimbangan utama dalam memilih jodoh kecuali kalangan syarifah (ipa) yang masih tabu untuk menikah dengan lelaki yang bukan dari kalangan habaib. Namun demikian, ia menjadi nilai plus bagi sebagian kalangan yang orangtuanya kebetulan termasuk tokoh masyarakat di daerahnya.

Pilihan keempat, kata Nabi, adalah agama. Pria yang agamis bukan hanya yang pintar ilmu agama dan taat beribadah. Tapi ia juga seorang yang berakhlak santun dan berfikir serta bersikap bijaksana. Rasulullah menjamin bahwa apabila agamis menjadi kriteria pertama sebelum yang lain dalam memilih jodoh, maka insyaallah seseorang akan dapat hidup bahagia bersama pasangannya. Dalam suka atau duka.[]

Kriteria Calon Suami Ideal
Kembali ke Atas