Buku A. Fatih Syuhud

Visi, pemikiran dan karya tulis A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Saddam dan Pilihan Dilematik Bush

Oleh A Fatih Syuhud
Kompas, Jumat, 26 Desember 2003

Tempat paling aman, dan tentunya lebih nyaman dibandingkan dengan “lubang tikus” buat Saddam setelah kekalahannya adalah di penjara. Kuburan juga aman, tetapi tidak nyaman. Sebaliknya, George W Bush dan Tony Blair mungkin akan merasa jauh lebih nyaman seandainya Saddam berada dalam kuburan daripada dalam tahanan mereka.

Seperti yang diindikasikan dari laporan interogasi awal, Saddam saat ini tak lebih dari sosok yang kesepian. Ide bahwa dia berada dalam markas alternatif dan sedang mengomandoi perlawanan, ternyata hanyalah mitos yang dikeluarkan sebagai alasan atas tingginya korban jiwa yang diderita Amerika sejak George W Bush mengira bahwa misinya telah rampung dengan jatuhnya patung Saddam pada 9 April. Pasukan Fedayeen (berani mati) adalah semacam tentara bayangan yang eksis dalam setiap perlawanan melawan kolonialisme, baik yang aktual maupun artifisial. Ia merupakan sebuah jaringan sel yang disatukan oleh keyakinan. Mereka yang mengorbankan hidupnya dalam misi bunuh diri berbuat demikian adalah demi motif yang jauh lebih substantif daripada sekadar seorang Saddam Hussein.

Kendati Saddam Hussein ditangkap pada hari Sabtu 13 Desember, kisah itu tidak masuk dalam berita hari Minggu karena Washington menahan beritanya. Bahwa kisah tertangkapnya Saddam justru berawal dari kantor berita Iran, IRNA, mengindikasikan Teheran tahu betul perkembangan yang terjadi di Bagdad.

Saddam tidak membayangkan akan selamat dari penangkapan, khususnya setelah Uday dan Qusay terbunuh pada bulan Juli. Sedikitnya Saddam membayangkan bahwa Amerika akan memperlakukannya sama dengan dia memperlakukan lawannya. Keamanan sebuah sel pasti tampak seperti keajaiban. Sebagai tahanan perang, Saddam hanya dapat dicemarkan, tetapi tidak dapat dieliminasi. Ia aman tidak hanya dari pasukan Amerika, tetapi juga ribuan warga Irak, khususnya Syiah, yang punya alasan personal untuk membalas dendam.

Sejumlah suara di Washington berharap bahwa dia dibunuh di penjara oleh seseorang yang ingin membalas dendam, tetapi itu cara amatiran seandainya sungguh-sungguh terjadi. Saddam bukan seorang tahanan konvensional.Saddam juga tidak dapat dikirim ke Guantanamo Bay. Ia akan menjadi tahanan paling populer di dunia selama dia hidup, dan ia saat ini akan hidup lebih lama dibandingkan yang ia bayangkan pada 9 April. Ia akan diadili di Irak; hal yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Pengadilannya akan menjadi kisah terbesar pada tahun depan–dengan asumsi apabila pengadilan itu dimulai tahun depan.

PEMBERITAAN proses pengadilan akan mencapai tahap yang mungkin tidak sesuai dengan visi Tony Blair tentang masa depan dunia Islam (baca: Arab). Kebanyakan stasiun televisi Arab tidak akan melaporkan pengadilan Saddam sang tiran, tetapi sebagai simbol anti-Amerikanisme.

Saddam ketika berkuasa adalah tiran, tetapi Saddam di dalam penjara adalah korban. AS melakukan kesalahan tidak kecil ketika memamerkan video dan gambar Saddam yang sedang diperiksa giginya. Isyarat penghinaan sedikit saja akan selalu mengundang simpati, khususnya di dunia Arab. Kita telah belajar dari contoh dalam sejarah, perbedaan antara tiran dan pahlawan terkadang hanya masalah situasional.

Saddam akan memiliki cukup peluang untuk melakukan reposisi diri selama dalam pengadilan, kapan pun dimulai. Sejumlah pakar hukum akan menikmati kesempatan menjadi pembelanya, dengan popularitas sebagai hadiah memadai atas usaha mereka. Saddam cukup cerdas untuk memahami bagaimana caranya untuk juga mendapat sorotan media.

Selama ini, ia terpaksa berkomunikasi dengan dunia melalui audio atau video sederhana yang dikirim ke media. Ia layaknya seorang pengarang, yang telah menyusun fiksi buruk pada rakyat Irak ketika berkuasa. Dan dia dapat menjadi pengarang nonfiksi selama masa-masa panjang isolasinya.

Pengadilan akan menjadi peluang formalnya untuk membeberkan semua hal menurut versinya, sesuatu yang tidak terakses kita selama ini. Misteri besar tentang senjata pemusnah massal (weapon of mass destruction/WMD) akhirnya akan berakhir karena tidak satu pun ilmuwan yang sekarang di Irak yang khawatir berkuasanya kembali Saddam. Saddam sendiri akan berbicara apabila mendapat kesempatan bahwa WMD yang dia miliki sudah habis setelah berakhirnya Perang Teluk pertama.

Ia tentunya akan dengan senang hati memberikan nama- nama perusahan Amerika dan Eropa yang membantunya membuat senjata tersebut ketika WMD itu dimaksudkan untuk menarget Iran. Ada sejumlah pertanyaan lagi. Di antaranya, adakah kesepakatan pada detik-detik terakhir yang dilakukan melalui pebisnis Lebanon yang dapat menghindari perang? Kita tidak tahu apa yang terjadi, tetapi yang jelas sejumlah beberan Saddam nantinya tentunya tidak akan membantu dalam tahun pemilu di Peoria, terutama setelah Howard Dean memanfaatkannya dalam debat terbuka dengan George Bush.

Tetapi, konsekuensi terpenting atas tertangkapnya Saddam adalah perubahan peta politik di Irak. Selama ini, kalangan Syiah lebih banyak diam dan cenderung netral dalam konflik antara AS dan kalangan perlawanan sambil menunggu letihnya kedua belah pihak yang sedang melakukan pertarungan ronde pertamanya.

Syiah membenci Saddam. Pemandangan sorak-sorai penduduk di Bagdad yang ditayangkan televisi saat tertangkapnya Saddam sama sekali tidak menyebutkan bahwa kebanyakan yang bergembira itu adalah kalangan Syiah. Dan itu tidak menunjukkan bahwa mereka sedang merayakan kehadiran Amerika.

GEORGE W Bush pernah mengatakan bahwa AS akan menyerahkan kekuasaan ke rakyat Irak pada 1 Juni dan pulang. Penahanan Saddam semestinya membuat proses ini lebih mudah karena ia sudah tidak punya peran apa pun. Tetapi, masyarakat Irak yang mana yang akan mewarisi dan bagaimana legitimasi mereka akan didefinisikan?

Apabila cara yang dipakai adalah kehendak populer rakyat, maka akhir skenario akan lebih sesuai dengan kehendak Teheran dibandingkan dengan kemauan Washington. Evolusi semacam itu akan menjadi dilema besar bagi Bush di tahun pemilihan. Apabila AS tetap tinggal di Irak, peti mati akan meningkat; sedang apabila mereka meninggalkan Irak, teriakan-teriakan dari jalanan Bagdad akan membuat heran rakyat AS tentang apa sebenarnya yang sudah dicapai George W Bush di Irak.

Apakah tertangkapnya Saddam terlalu dini bagi kenyamanan terpilihnya kembali Bush? Yang jelas, seandainya Saddam tertangkap pada bulan Agustus atau September tahun depan, niscaya hal itu akan memberikan Bush peningkatan sangat signifikan dalam jajak pendapat di AS.

Ada satu lagi buruan high-profile dalam daftar hitam Gedung Putih, yakni Osama bin Laden. Mungkin pesan diam- diam yang harus segera dikirim ke Kabul dan Islamabad adalah waktu terbaik untuk menangkapnya adalah pertengahan tahun depan. George W Bush pernah mengatakan dengan gaya Texas-nya bahwa ia menginginkan Osama mati atau hidup. Akankah dia saat ini lebih memilih untuk menghapus pilihan itu?***

Saddam dan Pilihan Dilematik Bush
Kembali ke Atas