Buku A. Fatih Syuhud

Visi, pemikiran dan karya tulis A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Istri Pelopor Hidup Jujur Suami

Istri Pelopor Hidup Jujur. Ya, banyak pejabat korupsi karena dorongan istri. Tidak sedikit pejabat jujur dan hidup sederhana ‘terpaksa’ menyerah pada perilaku konsumtif istrinya sehingga menjadi koruptor. Ada juga pejabat yang awalnya takut-takut untuk korupsi tapi menjadi berani karena motivasi istrinya. Sebaliknya, istri yang hebat, jujur, hidup sederhana, taat agama bisa merubah gaya hidup suami menjadi ke arah yang poisitf.

Istri Pelopor Hidup Jujur Suami
Oleh A. Fatih Syuhud

Dalam salah satu perbincangan saya dengan seorang habib, saya mengeluhkan sulitnya menemukan pejabat yang tiak korupsi di negeri ini.  Baik dari tingkat terendah sampai yang tertinggi. Jawaban habib tersebut menarik. Ia mengatakan bahwa mencari pejabat yang jujur itu tidak cukup dengan meneliti latarbelakang dan rekam jejak individu yang bersangkutan,  tapi harus juga meneliti perilaku dan rekam jejak istrinya.  Karena, tidak sedikit orang yang melakukan korupsi karena desakan istrinya.  Baik langsung atau tidak langsung. Saya setuju dengan pendapat tersebut. Dalam keseharian, perilaku istri yang konsumtif tak jarang dapat merubah idealisme suami. Misalnya, seperti yang dikisahkan oleh salah seorang suami yang berkonsultasi ke saya melalui internet sebagai berikut:

“Satu minggu lalu saya dikagetkan bahwa istri saya mempunyai hutang sebesar 400 juta, tanpa sepengetahuan saya.  Kehidupan saya sehari- hari sebagai pegawai sebuah perusahaan dan istri saya bekerja juga. Setiap bulan gaji saya ditransfer langsung ke ATM saya yang dipegang istri saya.

Awal mulanya cerita istri saya bahwa iya pinjam uang secara diam- diam sebanyak 26 juta dengan alasan bisnis dengan keuntungan 6 juta per dua minggu lalu uang itu sebenarnya untuk membayar hutang adiknya sebesar 10 juta kepada orang yang sama . dalam waktu 2 minggu dibayarlah keuntungan tersebut. Dalam hitungan 4 minggu uang tersebut habis namun hutang pokok tidak habis dan terus berbunga. untuk menutupi hutang sebelumnya. Akhirnya ia pun pinjam uang lagi dengan orang yang sama sebesar 50 juta dengan keuntungan 10 juta per dua minggu untuk menutup hutang 26 juta ditambah 6 juta keuntungannya dan pinjaman berikutnya berkali lipat. Makin lama hutangnya tidak tertutupi lagi sampai pokok modalnya 400 juta dan keuntungan nya 600 juta. orang tersebut mengadu sama saya sebagai suaminya kalau tidak bertanggung jawab ia akan laporkan ke polisi.”

Bayangkan apabila suami adalah seorang pegawai negeri atau swasta yang sebenarnya jujur, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan istri mengalami masalah berat seperti di atas. Pada saat yang sama banyak peluang di kantor untuk melakukan korupsi. Apa yang akan dilakukan suami? Hampir dapat dipastikan ia akan melakukan korupsi karena itulah jalan mudah dan aman baginya untuk menyelesaikan masalah. Tak peduli apakah hal itu merupakan dosa besar dan dapat mengantar suami ke balik jeruji penjara.

Kasus seperti di atas sebenarnya dapat dihindari apabila suami memberikan bimbingan yang intensif pada istri. Seberapapun tingginya level pendidikan seorang istri, ia tetap harus tunduk pada bimbingan suami selagi hal itu tidak bertentangan denan syariah. Namun, faktanya tidak semua suami mampu membimbing istri dengan baik. Walaupun dalam Islam ditegaskan bahwa suami adalah pemimpin rumah tangga (QS An Nisa 4:34).

Oleh karena itu, adalah tugas istri itu sendiri untuk mengevaluasi perilaku dan menempatkan dirinya dalam posisi yang dapat memperkuat dan memperbaiki struktur rumah tangga. Bukan malah merusaknya. Hal itu dapat dilakukan dengan antara lain:

Pertama, tidak melakukan sesuatu perbuatan apapun tanpa seijin dan sepengetahuan suami.  Baik menyangkut transaksi bisnis dan jual beli maupun  yang bersifat aktifitas keseharian.

Kedua,  bertekad untuk hidup sederhana. Tidak konsumtif. Baik dia kaya, apalagi miskin. Dan mendorong suami dan anak untuk melakukan hal serupa. Masalah ekonomi rumah tangga sering dimulai dari kehidupan yang boros tak terkendali. Dan masalah kesulitan ekonomi adalah awal dari ketidakjujuran.

Ketiga, mengingatkan suami apabila melakukan pelanggaran syariah. Walaupun suami berposisi sebagai imam rumah tangga, namun ia tetap wajib diingatkan oleh istri apabila melakukan pelanggaran syariah atau etika sosial.

Apabila ketiga poin ini dilakukan, maka insyaAllah istri akan menjadi penyangga rumah tangga yang kokoh yang diridhai Allah. Amin.[]

Istri Pelopor Hidup Jujur Suami
Kembali ke Atas