Buku A. Fatih Syuhud

Visi, pemikiran dan karya tulis A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot Malang

Aisyah binti Abu Bakar

Aisyah binti Abu Bakar*
Oleh A. Fatih Syuhud

Aisyah binti Abu Bakar adalah satu-satunya istri Nabi yang saat dinikah oleh Nabi berstatus gadis. Sedangkan istri-istri Nabi yang lain umumnya adalah janda.

Aisyah berwajah rupawan. Wajahnya yang cantik berasal dari genetika ibunya yang bernama Ummu Ruman binti Amir. Namun, bukan karena kecantikannya itu alasan Nabi menikahinya. Hal ini jelas tercermin dalam salah satu hadits Nabi yang menyatakan bahwa dalam memilih wanita sebagai calon istri kualitas kepribadiani hendaknya menjadi kriteria utama. Kecerdasan, kesalihan dan dedikasinya pada keilmuan adalah tiga hal yang tampaknya menjadi penyebab utama Nabi untuk memilihnya sebagai pendamping hidup dan sebagai istri terfavorit setelah Khadijah binti Khuwailid. Dan terbukti dengan adanya fakta banyaknya kesaksian atas keutamaan Aisyah baik dari Nabi, para Sahabat bahkan dari Al-Quran.

Pertama, dalam QS Al-Ahzab 33:32, Allah berfirman: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain.” Dalam ayat ini secara umum Allah menekankan bahwa seluruh istri Nabi adalah perempuan pilihan terutama dalam segi kualitas kesalihan, dan kepribadian. Muhammad bin Ahmad Al-Anshari dalam Tafsir Al-Qurtubi hlm. 14/162 menyatakan bahwa maksud dari ayat di atas adalah bahwa para istri Nabi melebihi umat Islam yang lain dari segi keutamaan (fadhal) dan kemuliaan (syarof). Kata Al-Qurtubi, kelebihan itu tidak hanya di antara sesama perempuan, tapi mencakup seluruh umat manusia yang muslim. Hal ini terbukti dengan dipakainya kata “ahad” yang bersifat umum, bukan kata “ihda” yang khusus perempuan. Allah juga menegaskan posisi khusus istri-istri Nabi dalam QS Al-Ahzab 33:6: “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.” Juga, Aisyah adalah satu-satunya istri Rasulullah yang dibela secara langsung oleh Al-Quran dalam kasus berita bohong (hadits al-ifki). Pembelaan tersebut terdapat dalam QS An-Nur ayat 11 sampai 22.

Kedua, kesaksian malaikat Jibril. Aisyah adalah satu-satunya istri Nabi yang mendapat kiriman salam dari malaikat Jibril. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhori dan Muslim (muttafaq alaih), Rasulullah berkata pada Aisyah: “Wahai Aisyah, ini malaikat Jibril mengucapkan salam untukmu. Aisyah berkata: wa alaihissalam wa rahmatullah (padanya keselamatan dan rahmat Allah).” Dalam hadits lain riwayat Tirmidzi dikisahkan bahwa malaikat Jibril dengan bentuknya yang asli pernah datang menghadap Rasulullah dengan memakai baju sutra hijau, lalu berkata pada Nabi: “Aisyah ini adalah istrimu di dunia dan akhirat.”

Ketiga, kesaksian Nabi. Dalam sebuah hadits riwayat Tabrani (Al-Mukjamul Kabir, 39/23) Nabi berkata pada Aisyah: “Hai Aisyah, aku melihat dirimu sebagai istriku di surga.” Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Amr bin Ash pernah bertanya pada Nabi: “Siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Nabi menjawab: “Aisyah.” Amr bin Ash bertanya lagi: “Siapa yang dari kaum laki-laki?” Nabi menjawab: “Ayahnya Aisyah” (yakni Abu Bakar). Amr bertanya lagi: “Lalu siapa?” Nabi menjawab: “Umar bin Khattab.” Lalu Nabi menyebut beberapa nama Sahabat laki-laki yang lain. Aisyah juga mendapat beberapa gelar dan julukan kehormatan antara lain ummul mu’minin atau ibu orang-orang beriman. Ia juga mendapat gelar As-Shiddiqiyah atau wanita yang jujur. Dan julukan al-hamra‘ atau yang kemerah-merahan karena wajahnya yang putih halus kemerahan.

Keempat, kesaksian Sahabat Nabi. Di mata para Sahabat Nabi, Aisyah dikenal sebagai sosok ulama wanita yang sangat mumpuni di bidang hadits. Banyak hadits Nabi yang berasal darinya. Dan banyak ulama hadits (muhaddis) laki-laki yang berguru padanya. Namun, kemampuan Aisyah tidak saja di ilmu hadits tapi juga mencakup ilmu-ilmu yang lain seperti ilmu faraidh, sastra, pidato, dan lain-lain.

Musa bin Talhah bersaksi tentang kemampuan orasi Aisyah: “Aku belum pernah melihat seorangpun yang lebih fasih berbicara dari Aisyah“ (HR Tirmidzi). Kepintaran Aisyah dalam berorasi juga dikatakan oleh Muawiyah. Sementara Sahabat Masruq pernah ditanya oleh Muslim bin Subaih apakah Aisyah pintar ilmu faraidnya? Masruq menjawab: “Aku melihat sendiri banyak dari para Sahabat yang bertanya ilmu faraid pada Aisyah.” (HR. Darimi). Urwah bin Zubair berkata: “Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih pintar dari Aisyah dalam Al-Quran, perkara wajib, halal, haram, ilmu fikih, syair, pengobatan, kisah Arab, nasab.”

Aisyah binti Abu Bakar adalah istri yang paling disayang Nabi disamping Khadijah Al-Kubro. Kecintaan Nabi tersebut bukan karena kecantikannya, walaupun ia memang rupawan. Ia disayang Nabi karena kualitas takwanya, kesalihannya, kecerdasannya, dan determinasinya untuk belajar berbagai ilmu dan dedikasinya untuk mengabdi dan menyebarkan ilmu yang dimilikinya tersebut.[]

*Ditulis untuk Buletin El-Ukhuwah Ponpes Al-Khoirot Putri Malang

Aisyah binti Abu Bakar
Kembali ke Atas